Model Pembangunan

Ketika seorang antropolog (seorang ilmuan ttg manusia khususnya ttg asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaannya pada masa lampau) hendak melakukan riset kebudayaan, setidaknya dia dihadapkan pada dua model pendekatan yang ditawarkan, yaitu:
1. Model for, berarti konsep yg telah ada diterapkan ke dalam realitas fenomena sosial budaya.
Kesimpulan model for bersifat deduktif yg berarti penyimpulan fenomena berdasarkan penerapan konsep yg disesuaikan dengan kondisi dilapangan.

2. Model off, bermakna realitas fenomena sosial budaya diartikan atau dipahami.
Kesimpulan model off, bersifat induktif, yaitu kesimpulan yg ditarik berdasarkan pendapat2 yg ada dilapangan untk menyusun konsep tertentu.

Peneliti budaya banyak yg menggunakan Model Off karena lebih relevan dengan fenomena budaya dan memungkinkan si peneliti mendiskripsikan (pemaparan atau penggambaran dengan kata2 secara jelas dan terperinci) fenomena tsb secara mendalam (Endraswara, 2003:37)

Pembangunan kita menggunakan pendekatan model for indikasinya terlihat ketika hasil pembangunan tidak dimanfaatkan atau tidak digunakan shg tidak membawa kemaslahatan bagi rakyat. Pembangunan model for menempatkan rakyat sebagai sasaran atau objek pembangunan. Yang penting pembangunan telah dilakukan dan anggaran telah terserap, soal apakah itu berguna atau tidak bagi rakyat, itu perkara nanti.

Sebaliknya pembangunan Model Off dirancang benar-benar sesuai dengan kepentingan Rakyat. Rancangannya tidak bersifat Top down, melainkan bersifat Botten Up. Pembangunan model off meniscayakan rakyat sebagai subjek pembangunan. Sebelum proses pembangunan dilakukan, terlebih dahulu pemerintah melakukan need assessment untuk memetakan kebutuhan masyarakat dan menyusun skala prioritas pemenuhannya.

Participatory Action Research (PAR)
Prakteknya yaitu dengan melakukan:
1. Turun ke lokasi;
2. Observasi;
3. wawancara dan;
4. Pertemuan dengan masyarakat.
5. Menyusun program yg hendak dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena masyarakat benar-benar merasa dilibatkan dalam penyusunan program, sehingga mereka berpartisipasi dan merasa turut bertanggungjawab bagi kesuksesan program tsb.
Kesimpulannya Pembangunan Model Off yaitu pembangunan yg berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan pembangunan yg sekadar menghabiskan anggaran.

Oleh: Mukhlis, S.Pt, M.Ec.Dev
Staf UPTD Puskeswan Sabang

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes